Osteoporosis ketika menyusui adalah masalah umum bagi para ibu menyusui. Meski demikian, banyak kasus kehilangan kepadatan tulang ketika menyusui cenderung bersifat sementara. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa jika seorang wanita memang mengalami keropos tulang selama menyusui, kepadatan tulang mereka pulih secara penuh antara enam hingga 12 bulan setelah menyapih bayinya.

Beberapa studi menyarankan para ibu menyusui untuk melakukan latihan tertentu demi mengkompensasi kehilangan kandungan tulang. Penelitian yang dilakukan tim dari American College of Sports Medicine menemukan bahwa para ibu mentransfer minimal 200 mg pasokan kalsium mereka sendiri ke ASI mereka. Latihan aerobik dan resistensi juga ditemukan membantu mengimbangi kehilangan tulang yang disebabkan oleh penipisan kalsium selama menyusui.

Jadi, jika Moms sedang menyusui, lakukan rutinitas olahraga untuk mencegah keropos tulang dan osteoporosis. Tidak ada alasan untuk berhenti berolahraga saat menyusui kecuali memang ada kondisi medis pada Moms dan/atau si Kecil sehingga dokter menyarankan untuk mengurangi kegiatan fisik. Faktanya, wanita yang berolahraga selama rata-rata 88 menit per hari mengalami beberapa manfaat luar biasa dibandingkan dengan wanita lain yang sebaya.

Beberapa manfaat olahraga untuk ibu menyusui sebagai berikut:

  • Memproduksi lebih banyak ASI
  • Memiliki lebih banyak energi
  • Memiliki kapasitas aerobik yang lebih tinggi
  • Memiliki output energi ASI yang lebih tinggi
  • Jarang mengalami masalah terkait hormon

Singkatnya, banyak sekali manfaat yang bisa Moms dapat dari olahraga. Maka dari itu, rutinlah berolahraga dan jika perlu ikutilah kelas-kelas olahraga khusus ibu menyusui. Selain itu, cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D selama menyusui. Dengan demikian, tubuh tidak mengambil kalsium yang terdapat dalam tulang ketika memproduksi ASI.

Ini akan membantu menjaga kepadatan tulang. Pemenuhan kebutuhan kalsium dan vitamin D tidak hanya untuk membantu memproduksi ASI saja tetapi juga untuk memperbaiki tulang. Jika ragu, Moms dapat merujuk ke konsultan laktasi. Konsultan tersebut dapat menawarkan kepada Moms saran yang lebih personal sesuai dengan situasi Moms dan si Kecil.