Kabar gembira untuk kita semua nih, Mama! Meski kita masih dalam masa pandemi, tapi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran telah berkembang lho. Vaksinasi Covid-19 pada Mama yang sedang hamil akan menghasilkan antibodi pada Si Kecil saat lahir. Sebuah studi dari Massachusetts General Hospital mengemukakan hasil yang baik khususnya buat Mama yang sudah vaksinasi Covid-19. Setelah dua bulan, 98% bayi yang lahir dari ibu yang sudah vaksinasi memiliki tingkat Immunoglobulin G atau antibodi yang ditemukan dalam darah.
Dan setelah enam bulan, para peneliti juga mengamati kembali bayi yang lahir dari ibu yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19. Mereka menemukan bahwa 57% bayi masih memiliki antibodi. Angka tersebut lebih tinggi daripada 8% yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus Covid-19.
Namun menurut para peneliti, masih perlu banyak data untuk memahami bagaimana perlindungan bayi dan bagaimana waktu suntikan dapat memengaruhi tingkat kekebalan pada bayi yang baru lahir.
Syarat vaksinasi Covid-19 untuk bumil
Kini pemerintah sudah mengimbau bahkan sangat mendorong buat Mama yang lagi hamil buat melakukan vaksinasi Covid-19. Bukan untuk antibodi Si Kecil yang baru lahir nanti, tapi lebih kepada proteksi pada kesehatan Mama yaaa.
Syarat vaksinasi Covid-19 buat Mama yang sedang hamil adalah:
-
Suhu tubuh
Mama harus bersuhu tubuh di bawah 37,5 derajat Celcius.
-
Tekanan darah
Tekanan Mama yang sedang hamil harus di bawah angka 140/90 mmHG. Bila hasilnya sudah melampaui angka tersebut maka akan dilakukan pengukuran ulang dengan jeda 10 menit. Jika masih tinggi, maka vaksinasi bumil harus ditunda yaa.
-
Usia kehamilan
Tidak semua bumil bisa melakukan vaksinasi. Namun usia kehamilan minimal berada di trimester kedua, atau di atas 13 minggu.
-
Tidak ada tanda-tanda preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang terjai karena adanya kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urni. Tanda-tanda yang muncul biasanya kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, dan tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
-
Tidak memiliki riwayat alergi berat
Mama yang hamil dan memiliki riwayat alergi berat harus menunda jadwal vaksinasi. Ciri-ciri dari alergi berat adalah sesak napas, bengkak, atau bidur di seluruh tubuh.
-
Bumil dengan komorbid
Mama dengan penyakit seperti jantung, diabetes, asma, penyakit paru, HIV, hipertiroid/hipotiroid, penyakit ginjal kronik, atau penyakit liber sudah harus dalam keadaan terkontrol dan tidak komplikasi akut.
-
Bumil dengan penyakit autoimun
Untuk Mama yang mengidap autoimun atau tengah menjalani pengobatan lupus juga harus dalam keadaan terkontrol dan tidak ada komplikasi akut.
-
Tidak dalam masa pengobatan
Bila Mama menjalani terapi pengobatan khusus seperti gangguan pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun, dan penerima produk atau transfusi darah, maka Mama tidak bisa menjalani vaksinasi hingga masa pengobatan selesai.
-
Tidak sedang menerima pengobatan imunosupresan
Mama yang hamul dengan kondisi ini tidak dapat vaksinasi. Pasalnya obat-obatan yang Mama konsumsi dapat melemahkan sistem imun tubuh. Contohnya seperti kortikosteroid dan kemoterapi.
-
Tidak terkonfirmasi positif Covid-19
Minimal waktu vaksinasi bagi Mama yang sudah tekonfirmasi positif adalah setidak-tidaknya 3 bulan.
Nah, karenanya Mama yang sedang hamil tidak perlu khawatir lagi untuk mendapat vaksinasi Covid-19. Apalagi kasus positif belakangan makin tinggi. Menurut dokter ahli, vaksin tidak terkait dengan komplikasi berbahaya seperti keguguran atay ketidaksuburan. Yuuuk vaksin Mam agar vaksinasi pada Mama menghasilkan antibodi buat Si Kecil! –MR